"Lukisan Pagi"
Pagipun menyongsong.
Mereka-pun bangun terhenyak.
"Ayo garap sawah, pak.." istrinya berbisik.
Suaminya-pun mengangguk lembut kemudian mencium kening istrinya dengan mesra ala desa.
"Ah.. istriku setia juga kepadaku, janjinya membangunkan aku dipagi hari untuk menggarap sawah sudah ditepati" kata si suami dalam hati.
Mesin kendaraan belum terpanasi dipagi hari ini.
Kemudian si suami menuju garasi kendaraan keluarga.
Disapa kendaraan itu dengan mesra yang tidak kalah mesra dengan istrinya.
Saking cintanya, si suami yang terlihat energik itu memberi nama kendaraannya 'Suminten' dan 'Sukijo', sekitar tujuh tahun silam.
"Ayo sayang.." begitu aku dengar dari kejauhan..
Terlihat si suami mengelak kerbau dari garasi menuju tegalan.
Dengan telaten dia memasang 'luku' di punggung Suminten dan Sukijo.
Aku tersenyum bangga, ah.. ternyata masyarakat negeriku masih berbangsa, bernurani, dan berakhlak.
Mereka pantas-pantas saja bercumbu mesra dengan kendaraannya, hanya untuk mencari suapan nasi. Menurutku mereka lebih beradab dan terasa indah jika kita nikmati.
(wedus in desember 2005)